SISTEM KEAMAN GEMPA BUMI
(Vibration Sensor, Flame Sensor, dan Touch Sensor)
1. Tujuan (DAFTAR ISI)
2. Alat dan Bahan (DAFTAR ISI)
a. Alat
· Power Supply
Power supply atau catu daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat
listrik maupun elektronika lainnya.
·
Battery
Baterai digunakan pada rangkaian ini
berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menjalankan rangkaian.
·
DC Voltmeter
DC Voltemeter merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur tegangan DC.
b. Bahan
·
Resistor
Resistor merupakan komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya.
Spesifikasi:
Resistance (Ohms) : 220
V
Power (Watts) :
0,25 W, ¼ W
Tolerance :
± 5%
Packaging :
Bulk
Composition :
Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status :
Lead Free
RoHS Status :
RoHs Complient
·
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor
yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus,
stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor NPN adalah tipe
transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negatif dengan positif sebagai biasnya.
Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emittor menuju kolektor.
Spesifikasi:
·
Relay
Relay adalah komponen yang
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali
listrik arus kecil. Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik
switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik.
·
Gerbang Logika AND
Gerbang AND (IC 4081) memerlukan 2
atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output).
Gerbang AND akan mengalikan semua input yang masuk. Sehingga, jika salah satu
input berlogika 0 maka outputnya akan berlogika 0.
Spesifikasi:
-
Catu daya :
3 V - 15 V
-
Fungsi :
Quad 2-Input AND Gate
-
Propagation delay : 55 ns
-
Level tegangan I/O : CMOS
-
Kemasan : DIP 14-pin
·
Motor DC
Digunakan untuk output dari
rangkaian dan berjalan jika sensor berlogika 1.
Spesifikasi:
·
Buzzer
Buzzer listrik adalah sebuah
komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer
dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi kisaran 1-5 KHz hingga
100 KHz untuk aplikasi ultrasound. Tegangan operasional buzzer yang umumnya
berkisar 3-12 V.
·
Vibration Sensor
Sensor Vibration adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran dan akan diubah ke dalam sinyal
listrik.
Karakteristik:
Datasheet:
·
Flame Sensor
Flame sensor adalah sensor yang dirancang untuk mendeteksi dan
menanggapi keberadaan api dan memungkinkan mendeteksi api. yang dimana api
tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm.
Spesifikasi:
Datasheet:
·
Touch Sensor
Sensor sentuh mendeteksi sentuhan atau jarak dekat
tanpa mengandalkan kontak fisik. Sensor sentuh membuat jalan mereka ke banyak
aplikasi seperti ponsel, remote control, panel control, dll. Sensor sentuh saat
ini dapat menggantikan tombol dan sakelar mekanis.
Datasheet:
· Decoder (IC 74247)
IC 74247, merupakan IC TTL Decoder BCD
to 7 Segment. IC ini berfungsi untuk mengubah kode bilangan biner BCD (Binary
Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk penampil/display 7 segment yang
bekerja pada tegangan TTL (+5volt DC).
·
Seven Segment
Seven segment adalah salah satu perangkat layar untuk menampilkan sistem angka desimal yang merupakan alternatif dari layar dot-matrix. Layar tujuh segmen ini sering kali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi numerik.
3. Dasar Teori (DAFTAR ISI)
a. Resistor
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran
Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom,
sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus
kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat dilihat pada elemen pemanas
setrika. Jika elemen pemanas tersebut dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral
yang biasa disebut dengan kawat nikrom.
Satuan
Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan
satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu
diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George
Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku
hingga sekarang.
Resistor
berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik,
unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya
pergerakan elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga arus yang terukur pada
multimeter akan menunjukan angka yang lebih rendah jika dibandingkan rangkaian
listrik tanpa resistor.
Namun
meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor, bukan berarti
tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap konduktor pasti memiliki
nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun dalam perhitungan matematis,
biasanya kita abaikan nilai hambatan pada konduktor tersebut, dan kita anggap
konduktor dalam kondisi ideal. Itu berarti besar resistansi konduktor adalah
nol.
Simbol dari resistor merupakan
sebagai berikut :
Cara Menghitung Nilai Resistor
Berdasarkan
bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk
yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk
Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita
harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam
warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode
tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
1)
Berdasarkan Kode Warna
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili
oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam
bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya
sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai
toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah
warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor:
-
4 Gelang
Warna
- 5 Gelang Warna
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm
dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% = 2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~
2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan
seperti berikut:
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru,
UNGu, Abu-abu, PUtih)
2)
Berdasarkan Kode Angka
Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip
lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai
pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen
Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut
dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai
resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut :
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan)
tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin
dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus
yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah
Hambatan
b. Transistor
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai
penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan
fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor,
dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN.
Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi
arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi
ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang
diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor
adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor
akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor.
KarakteristikI/O:
c. Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar
atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian
utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Gambar bagian-bagian relay:
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
d. Gerbang Logika AND
Gerbang AND akan berlogika 1 apabila semua inputnya berlogika 1, namun bila salah satu atau semua keluarannya berlogika 0 maka keluarannya berlogika 0. Perhatikan Tabel kebenaran dibawah untuk menjelaskan gerbang AND.
e. Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah.
Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya
digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan
sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip kerja motor DC:
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik
DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor
yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan
medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka
magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan
magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)
dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan
fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke
kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet
yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak
menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan
kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara
magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan
kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub
kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik.
Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan
kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub
tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan
magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet.
Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan
bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan
selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang
mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya
perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada
kumparan diputuskan.
f. Buzzer
Buzzer listrik adalah
sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara.
Simbol:
Buzzer dapat bekerja dengan baik
dalam menghasilkan frekuensi kisaran 1-5 KHz hingga 100 KHz untuk aplikasi
ultrasound. Tegangan operasional buzzer yang umumnya berkisar 3-12 V.
Spesifikasi:
Cara Kerja Buzzer
Tegangan
Listrik yang mengalir ke buzzer akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan
tersebut akan diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh manusia.
g.
Vibration
Sensor
Sensor vibrasi SW420
adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendteksi adanya getaran dan akan diubah
ke sinyal listrik. cara kerja sensor ini dengan menggunakan satu buah pelampung
logam yang akan bergetar di tabung yang berisi 2 elektroda ketika sensor
menerima getaran. Terdapat 2 output digital (0 dan 1) dan analog output.
Karakteristik
Sensor Vibrasi SW420
-
Tegangan
operasi 3,3 V hinggan 5V DC
-
LED
menunjukkan keluaran dan daya
-
Desain
berbasis LM393
-
Mudah
digunakan dengan mikrokontroler atau IC digital/analog normal
-
Dengan
lubang baut untuk memudahkan pemasangan
Grafik respon:
h.
Flame
Sensor
Flame
Sensor
sensitiv terhadap api dan radiasi. Biasanya digunakan pada rangkaian alarm
kebakaran atau kejuaraan robot pendeteksi kebakaran. Dapat mendeteksi cahaya
dengan panjang gelombang dalam jarak tertentu.
Spesifikasi:
-
Mendeteksi cahaya dengan rentang panjang gelombang
760-1100 nm
-
Jarak deteksi :
20cm (4.8V) hingga 100 cm (1V)
-
Sudut deteksi :
60°
-
Tegangan operasi :
3.3-5V
-
Tegangan keluaran :
analog
Respons terhadap nyala api yang terdeteksi bergantung pada pemasangan,
tetapi dapat mencakup membunyikan alarm, menonaktifkan saluran bahan bakar
(seperti propana atau saluran gas alam), dan mengaktifkan sistem pencegah
kebakaran. Ketika digunakan dalam aplikasi seperti tungku industri, perannya
adalah untuk memberikan konfirmasi bahwa tungku bekerja dengan benar; dalam hal
ini mereka tidak melakukan tindakan langsung di luar memberi tahu operator atau
sistem kontrol. Detektor api seringkali dapat merespon lebih cepat dan
lebih akurat daripada detektor asap atau panas karena mekanisme yang digunakan
untuk mendeteksi nyala api.
Grafik
respon sensor:
Temperatur terus naik akibat proses
perpindahan kalor melalui udeara sehingga sensor dapat menyerap kalor yang di
pancarkan oleh api sehingga semakin lama api menyala semakin panas temperatur
pada ruangan tersebut . dan disini semakin dekat jarak sensor dengan api maka semakin
tinggi yang dibaca oleh alat ukur sensor begitu sebaliknya jika semakin jauh
sensor dengan jarak api maka pembacaan oleh alat ukur maka kecil.
i. Touch Sensor
Tubuh manusia memiliki
Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin atau perangkat elektronik/listrik
agar dapat melakukan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu,
berbagai jenis sensor pun diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu
sensor tersebut adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
Seperti namanya, Touch
Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi
sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila
disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya.
Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring
dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan
telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Grafik Sensor :
j.
Decoder
IC BCD 74247 merupakan IC yang bertujuan mengubah
data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven
segment. IC 74247 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan
seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan
tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan
IC BCD 7448.
IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan
seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4
bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven segment. Berikut
konfigurasi Pin IC 74247.
Konfigurasi Pin Decoder:
-
Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan
IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan
huruf kapital yaitu A, B, C dan D. Pin input berkeja dengan logika
High=1.
- Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk
mengaktifkan seven segmen sesuai data yang diolah dari pin input. Pin
output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf
kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0.
Karena itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.
- Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk
mengaktifkan semua output menjadi aktif low, sehingga semua led pada seven
segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi
logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada
seven segment.
- Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi
untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi
logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven
segment tidak aktif.
- Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi
untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika
diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan
seven segment tidak aktif.
Pada aplikasi IC dekoder 74247, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif. Baik IC 74247 atau 7448 pada bagian output perlu dipasang resistor untuk membatasi arus yang keluar sehingga led pada seven segment bekerja secara optimal. Berikut ini rangkaian IC dekoder 7448 untuk konfigurasi seven segment common cathode.
k.
Seven
Segment
Seven segment merupakan bagian-bagian yang
digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut
terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan
huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2
LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal
serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED
penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai
sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya
led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk
tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis
tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis
membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang
dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan
dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F
(dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke
peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal)
ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari
pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa
saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven Segment
Display
4. Prosedur Percobaan (DAFTAR ISI)
5. Rangkaian Simulasi (DAFTAR ISI)
6. Vidio Simulasi (DAFTAR ISI)
Prinsip Kerja :
Apabila sensor vibrasi mendeteksi adanya getaran yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5 V diteruskan ke pin A 74247 sehinnga seven segmen akan menampilkan angka 1 yang menandakan sensor vibrasi aktif. Kemudian output sensor sebesar 5V juga diteruskan ke gerbang AND maka input pada gerbang AND yaitu 1:1 sehingga output pada gerbang AND yaitu 1 lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q1 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri dan relay on. dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q1 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on maka arus mengalir ke battray dan dari baterai masuk ke buzer sehingga buzer aktif.
Apabila flame sensor mendeteksi adanya percikan api yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5V diteruskan ke pin B 74247 sehinnga seven segment akan menampilkan angka 2 yang menandakan sensor flame aktif. Kemudian output sensor sebesar 5V juga diteruskan ke gerbang AND maka input pada gerbang AND yaitu 1:1 sehingga output pada gerbang AND yaitu 1 lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q2 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri, dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q2 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switchnya berpindah ke kiri, arus mengalir ke battray dan dari batrai masuk ke motor sehingga motor aktif dan kran air terbuka.
Saat touch sensor mendeteksi adanya sentuhan yaitu sensor berlogika 1 maka output sensor sebesar 5V diteruskan ke gerbang AND lalu diteruskan ke resistor kemudian tegangan sebesar 0.87 V diteruskan ke transistor sehingga transistor aktif. Karena Q3 on maka ada arus dari batterai menuju relay sehingga relay aktif sehingga switch relay berpindah ke kiri, dari relay arus mengalir ke kaki kolektor Q3 menuju ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switchnya berpindah ke kiri, arus mengalir ke battray dan dari batrai masuk ke motor sehingga motor aktif dan pintu terbuka.
Apabila sensor vibrasi, sensor flame, dan touch sensor aktif maka output dari sensor vibrasi, sensor flame, dan touch sensor akan diteruskan ke pin A, pin B, dan pin C 74247 sehingga seven segment akan menampilkan angka 7 yang menandakan ketiga sensor aktif sehingga output dari ketiga sensor sebesar 5V diteruskan ke gerbang AND U2, U3, dan U4 lalu diteruskan ke transistor karena transistor on maka ada ada arus dari batterai masuk ke relay sehingga relay aktif dan switch pada relay berpindah ke kiri dari relay arus mengalir ke kaki kolektor menuju ke emitor dan ke ground . Karena relay on maka arus mengalir ke motor dan buzer sehingga motor dan buzer aktif.
0 komentar:
Posting Komentar